
Nicolò Zaniolo merupakan salah satu talenta muda terbaik yang pernah dimiliki AS Roma dalam dekade terakhir. Dengan bakat alami dan fisik yang mengesankan, Zaniolo menjadi simbol harapan baru bagi klub dan para tifosi. Meski perjalanan kariernya di Roma sempat terhambat oleh cedera serius, Zaniolo tetap meninggalkan jejak mendalam di ibu kota Italia.
Awal Kedatangan dan Debut Mengejutkan
Zaniolo bergabung dengan AS Roma pada musim panas 2018 sebagai bagian dari transfer Radja Nainggolan ke Inter Milan. Saat itu, Zaniolo masih belum dikenal luas, bahkan belum pernah tampil di Serie A. Namun, pelatih Eusebio Di Francesco memberinya debut mengejutkan di Liga Champions melawan Real Madrid — sebuah keputusan yang kemudian terbukti berani dan tepat.
Di musim debutnya (2018/19), Zaniolo tampil luar biasa dan mencetak beberapa gol penting, termasuk dua gol ke gawang Porto di babak 16 besar Liga Champions. Ia menjadi pemain Italia termuda yang mencetak dua gol dalam satu pertandingan fase gugur Liga Champions.
Gaya Bermain yang Dinamis
Zaniolo dikenal sebagai gelandang serang atau winger yang memiliki perpaduan langka antara kekuatan fisik, kecepatan, dan kemampuan teknis. Ia mampu menembus pertahanan lawan dengan dribel kuat dan seringkali mencetak gol dari lini kedua. Selain itu, keberanian dan kepercayaan dirinya membuatnya sering menjadi pembeda dalam pertandingan-pertandingan besar.
Namun, kegemilangan Zaniolo sempat terhenti karena cedera lutut yang serius. Ia mengalami cedera ACL dua kali berturut-turut pada 2020 dan 2021, yang membuatnya absen panjang dari lapangan hijau. Meskipun begitu, tekad dan kerja kerasnya dalam pemulihan mendapat banyak pujian dari berbagai pihak.
Momen Tak Terlupakan: Final UEFA Conference League
Salah satu momen paling bersejarah bagi Nicolò Zaniolo di AS Roma adalah saat final UEFA Europa Conference League 2022. Zaniolo mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan melawan Feyenoord, membawa Roma meraih trofi Eropa pertama mereka dalam lebih dari 60 tahun.
Gol tersebut mempertegas statusnya sebagai pahlawan di mata para Romanisti dan menjadi titik puncak kariernya bersama klub.
Hubungan dengan Mourinho dan Kepergian dari Roma
Di bawah pelatih José Mourinho, Zaniolo masih mendapat kepercayaan, tetapi hubungan keduanya dilaporkan memburuk menjelang akhir masa baktinya di klub. Zaniolo dikritik karena sikap profesionalismenya dan akhirnya meminta keluar dari skuad.
Pada awal 2023, ia secara resmi meninggalkan Roma dan bergabung dengan Galatasaray di Turki.