
Awal Kedatangan Javier Pastore ke AS Roma
Javier Pastore, gelandang asal Argentina yang dikenal karena visi bermain dan teknik individunya, resmi bergabung dengan AS Roma pada Juli 2018 dari Paris Saint-Germain (PSG). Transfer ini menimbulkan antusiasme di kalangan fans Giallorossi, mengingat reputasi Pastore sebagai pemain bertalenta yang sempat bersinar di Serie A bersama Palermo sebelum hijrah ke Prancis.
AS Roma membayar sekitar €24 juta untuk memboyong Pastore, yang saat itu diharapkan menjadi pengganti kreatif di lini tengah setelah kepergian beberapa pilar utama.
Kontribusi dan Kendala Selama di Roma
Penampilan yang Tidak Konsisten
Sayangnya, harapan tinggi yang dibebankan kepada Pastore tidak sepenuhnya terwujud. Dalam musim-musim pertamanya di Roma, ia kesulitan untuk tampil konsisten. Cedera yang berulang menjadi faktor utama yang menghambat kontribusinya di lapangan.
Pastore hanya tampil dalam 14 pertandingan Serie A pada musim pertamanya (2018/2019), dan sebagian besar sebagai pemain cadangan. Ia mencetak 3 gol, termasuk satu gol indah lewat backheel melawan Atalanta, yang sempat menunjukkan kilasan magis dari kemampuannya.
Masalah Cedera yang Kronis
Cedera otot dan masalah pinggul yang kronis membuatnya absen dalam banyak pertandingan. Kondisi fisik yang tidak kunjung pulih membuat Pastore sulit mendapatkan menit bermain secara reguler di bawah pelatih seperti Eusebio Di Francesco, Claudio Ranieri, hingga Paulo Fonseca.
Hal ini membuat Pastore seringkali menjadi sorotan media dan fans karena dianggap sebagai pembelian yang gagal memenuhi ekspektasi, terutama mengingat besarnya gaji yang ia terima.
Akhir Kontrak dan Kepindahan
Setelah tiga musim yang kurang memuaskan, AS Roma dan Pastore sepakat mengakhiri kontrak pada Agustus 2021 meskipun sebenarnya masih tersisa dua tahun. Keputusan ini memungkinkan Pastore untuk mencari klub baru demi menghidupkan kembali kariernya. Ia kemudian bergabung dengan Elche di La Liga Spanyol.
Warisan yang Ditinggalkan
Meski kontribusinya di AS Roma terbatas, Pastore tetap dikenang sebagai pemain yang pernah membawa harapan kreatif di lini tengah. Cedera mungkin telah membatasi potensinya, namun kemampuan teknik dan visi bermainnya masih dikenang oleh para penggemar sepak bola yang pernah melihat penampilannya di masa keemasan.